Di bandara Sydney, saya menemukan toko buku Lonely Planet dan membeli buku Lonely Planet's Guide To Travel Writing. Setelah membaca beberapa bab di dalamnya, saya ingin merangkum hal penting untuk Travel Writer dari buku tersebut. Karena saya termasuk Travel Photographer, jadi yang saya dahulukan adalah tentang Travel Photogaphy yang mendukung tulisan dalam bentuk gambar.
Fotografi dan menulis adalah dua seni dan skill yang berbeda. Tetapi skill fotografi dibilang cukup berperan penting meskipun anda seorang penulis artikel travel, jadi anda tahu apa yang anda ungkapkan di artikel yang anda tulis melalui foto.
Kamis, 23 Februari.
Saya dapat flight tengah malam untuk kesekian kalinya, berangkat dari rumah sekitar jam setengah 8 malam karena harus berkumpul jam 9 malam di meeting point. Saya sempat kikuk, karena sejauh mata memandang di meeting point, hanya saya yang usianya dibawah 30 tahun. Berawal dari merasa asing, dalam liburan bersama selama 5 hari kami semua menjadi akrab. Dua puluh orang berangkat dari Jakarta menuju Sydney dengan penerbangan GA 715 jam setengah 12 malam dan penerbangan memakan waktu selama 7 jam lamanya. Hal yang saya benci ketika bepergian dengan pesawat adalah, saya tidak kebagian duduk di samping jendela dan itu membuat saya tidak bisa tidur. Saya ingat ketika saya pulang umroh pada tahun 2008, saya yang seharusnya duduk di sebelah jendela, malah duduk di kursi sebelahnya karena kursi saya diserobot ibu-ibu *yeaaah, you know their habit lately*. Percayalah, saya tidak bisa tidur dan mabuk udara dalam sekejap. Balik ke penerbangan ke Sydney.
Baru beberapa menit setelah saya hadir di Dia.Loe.Gue, saya merasakan atmosfir ceria di dalamnya karena banyak anak - anak. Mereka bermain dan tertawa riang, membuat suasana menjadi sangat terasa kekeluargaannya. Puluhan, bahkan ratusan foto tertempel di dinding Dia.Loe.Gue. Dari ukuran kecil hingga ukuran besar seperti foto Penjahit Bizar yang saya dapatkan saat lelang sebelum mereka bertolak ke Eropa. Saya merasa berada di dalam sebuah ruang yang tak terhingga karena terbawa oleh foto-foto Vakansi dari White Shoes and The Couples Company. Foto sebanding dengan ribuan kata. Satu foto sudah bercerita banyak, bayangkan ratusan foto yang tertempel di setiap dindingnya, maka akan tertulis ratusan cerita yang terbentuk begitu saja dalam imajinasi kalian.