Saya yakin,
banyak yang ingin ke Korea Selatan setelah demam K-Pop melanda Indonesia, tapi
sayangnya saya tidak. Saya cuma gemes sama beberapa boyband K-Pop, tapi ngga
ngefans sampai segitunya karena saya lebih ngefans sama Ayam Pop dan Kepala
Ikan, bisa bikin kenyang soalnya. Selain karena belum pernah ke Seoul,
saya penasaran sama yang namanya “salju”. Kalau lihat di TV, kelihatannya ngga
dingin. Ternyata DINGIN BANGET dan wujud salju sangat mirip dengan es serut,
jadi buat kalian yang penasaran dengan salju, lihat saja es serut.
Pada bulan
Desember 2011, beberapa bulan setelah saya kembali menyandang status jomblo,
saya dan keluarga pergi ke Seoul, Korea Selatan, dalam rangka berlibur sekalian
merayakan ulang tahun kakak ipar saya yang jatuh tepat pada tanggal 25
Desember. Setelah menempuh perjalanan 4-5 jam dengan pesawat, akhirnya kami
sampai di Seoul dan disambut dengan udara dingin, saat itu suhu setempat
menunjukkan 10 derajat Celsius. Awalnya saya tidak begitu tertarik ke Korea
Selatan, selain karena bukan penggemar K-Pop, saya terbiasa melakukan
perjalanan seorang diri karena lebih bebas. Tapi kali ini saya pasrah dan
ikhlas karena GRATIS. Yuuuuk mari. Setelah memasuki bus rombongan, saya
terkejut karena saya satu rombongan dengan idola saya waktu kecil : Susi
Susanti dan Alan Budikusuma. Mereka adalah inspirasi saya dalam dunia olahraga
badminton. Okay, kembali ke cerita perjalanan saya di Seoul, Korea Selatan.
Karena sedang bersalju, saya memakai baju berlapis-lapis, termasuk celana, udah
seperti wafer Tango. Berapa lapis ? Ratusan !
Saat saya
berada di pulau Jeju, suhu dilaporkan -12 Celsius. Saya ulangi, -12 Celsius.
Air mancur dan kolam, bahkan danau setempat nyaris beku total. Saya akui, saya
paling benci musim dingin, tapi karena di Indonesia tidak ada musim dingin
dengan salju, jadi saya bersyukur saja. Alhamdu…lillah.
Selain tempat
wisata yang menarik, yang membuat saya bersemangat dalam perjalanan kali ini
adalah makanannya. Yang paling saya gemari di Seoul adalah sebuah makanan yang
ditaruh di dalam gelas plastik, berisikan tahu, ikan olah dan udang olah juga
lalu disiram dengan kuah panas yang gurih. Makanan serupa bisa kalian jumpai di
Seoul Garden di PIM 2. Bentuknya sama persis, yang beda cuma suasana dan
harganya.
Bokap gue
termasuk penggemar masakan Korea. Nah, yang paling digemari bokap namanya Samgyetang.
Itu adalah sebuah sup ayam. Ayam utuh (yes, satu ekor) direbus dengan kuah
campuran kaldu ayam dan gingseng, dan di dalam ayamnya ada beras / ketan yang
ditanak bersamaan. Dari sekian banyak Samgyetang di Jakarta, hanya beberapa
yang rasanya seenak yang saya makan di Seoul. Salah satunya Han Gang, ada di
Pacific Place dan Senayan City.
Samgyetang Setengah Porsi
Hal yang gue
suka saat ke Seoul adalah, gue bisa melihat salah satu stadion bola yang pernah
dipakai di Piala Dunia 2002 South Korea - Japan, gue lupa di daerah mana karena
ada beberapa stadion bola di Seoul yang digunakan pada tahun 2002, nanti gue
coba buka catetan lagi yah. Biasa, kalo pergi ama orang tua gue suka lupa catet
nama tempat.
Kakak ipar gue
penggemar K-Pop, sedangkan gue penggemar TV series Amerika seperti How I Met
Your Mother. Nah, saat kami berkunjung ke Nami Island yang saat itu suhunya -10
Celsius, boleh percaya ato ngga, masih banyak cewek ala girlband SNSD
memakai.... rok mini cuy ! Gue nulis gitu buat nyenengin cowok-cowok yang baca
blog gue aja sii, gue mana napsu. HIH ! Btw, berikut foto-foto waktu gue di Nami
Island ;)
1 comments
awesome mbak cerita perjalanannya :))
ReplyDelete