• Home
  • About Me
    • Link Url
      • Example Menu 1
  • Stories
    • Memory
  • Travel
  • Contact Me

Inside Monochrome

A photo blog about travel, volunteer experiences and personal life by Nuri Arunbiarti

Aku mengenal seorang penyanyi bernama Tulus pertama kalinya di peluncuran album pertamanya di Bandung. Awalnya, aku agak enggan untuk meliput acara tersebut, karena sebagai reporter media online yang fokus pada musik indie di tanah air, agak bertaruh dengan musik yang akan aku dengan saat liputan, aku bakal suka atau tidak. Ternyata, aku jatuh cinta pada Tulus sejak peluncuran album pertama hingga sekarang karena suaranya yang indah dan tulus, sesuai namanya. 

Sebagai fotografer konser, mengenal para personel band atau penyanyi kesukaan secara personal adalah hal yang (mulai) biasa buatku. Dari berkenalan langsung dengan Lale, gitaris Maliq N D'Essentials, sampai Tulus itu sendiri. Dari sisi pandang penonton, pasti menganggap menjadi fotografer konser itu enak. Mendapat tempat khusus bernama media pit, hanya dengan menggunakan ID pers bisa masuk tanpa bayar dan bisa membangun komunikasi secara personal dengan band maupun penyanyi yang tampil. Tapi dari sisi fotogafer sendiri, setelah memotret sekian banyak dan sekian lama, mereka harus mengirim foto beserta tulisan ke media di mana mereka bekerja dengan tenggat waktu yang sudah ditentukan. Aku sendiri bekerja sebagai fotografer untuk media online bernama Gigsplay dan Jazzuality. Dua media itu selalu berusaha untuk memberi laporan se-update mungkin dan menyebarkannya via twitter dan facebook. Jika tidak? Mungkin dua media itu tidak diikuti banyak orang. Merasa bosan meliput artis yang itu-itu aja wajar untuk reporter musik, tapi kalau sudah suka, reporter sama seperti fans kebanyakan.

Aku ingin bercerita sedikit tentang pengalamanku sebagai fotografer di Konser Gajah Tulus di Bandung bulan September tahun 2014 di Sabuga, Bandung. Pada awalnya aku melihat halaman facebook sang manager, Ririe Cholid. Dia memuat beberapa foto Tulus sebelum manggung dan aku nyeletuk begitu saja di kolom komentar, bahwa aku ingin sekali-kali menjadi bagian dari penampilan Tulus sebagai fotografer. Dan ternyata, celetukan itu disambut oleh Ririe. Dan akupun mendapat kesempatan sebagai seseorang yang mengabadikan momen dari check sound sampai acara berakhir bersama dua fotografer lainnya, yaitu Jose Riandi dan Azka. Kami bertiga mendapat All Access, yang mana kami bebas ke mana saja di venue.




Aku masih menyimpan kenang-kenangan ini dengan baik, karena saat itu aku berpikir, aku mendapat kesempatan langka. Kenapa? Karena setelahnya aku memutuskan untuk istirahat sebentar sebagai fotografer dan konser dan memulai berpetualang ke benua lain seorang diri. Saat aku berhadapan dengan Tulus, jujur, aku gugup parah. Penyanyi kesukaan yang biasanya aku lihat dari balik lensa, saat itu berdiri beberapa langkah saja dari tempat aku berpijak. Oh, akupun berkenalan dengan Fuad Rudyan, sang drummer. Yang aku suka dari penampilan Tulus di atas panggung adalah dia suka menyanyikan lagu musisi lain dengan indah sekali, salah satunya adalah lagu Sementara milik Float di konser Beyond Sincere di Gedung Kesenian Jakarta beberapa tahun silam. Daaaaan, di belakang panggung aku mendengar Tulus menyanyi lagu I'm Not The Only One milik Sam Smith meskipun hanya beberapa bait. Aku. Semakin. Jatuh. Cinta. Dengan. Suaranya.

 
Ritual yang wajib dilakukan sebelum manggung sudah pasti syukuran dan berdoa bersama agar semuanya berjalan dengan lancar, dari awal hingga akhir. Terkadang, yang susah dikendalikan dari seorang fotografer konser dan juga sekaligus fans, adalah menangkap momen yang harus dibagi ke orang lain dan ke diri sendiri. Aku sering luput menangkap momen seru karena bagiku tidak begitu penting, tapi untuk yang lain? PENTING.






Satu hal yang membuat aku terkejut adalah, foto-foto Tulus yang saya tangkap dengan kamera semenjak peluncuran album pertama hingga Beyond Sincere ditayangkan sebagai pembuka konser Gajah Tulus. Asli, itu kejutan buatku karena selama ini foto-foto panggung yang aku hasilkan hanya terpampang di Instagram dan dua media online di mana aku bekerja.




Aku semakin jatuh cinta dengan seorang Tulus setelah aku mendengarkan lagunya yang berjudul Mengagumimu Dari Jauh di acara itu, aku belum pernah dengar sebelumnya karena tidak ada di dua album yang sudah dia keluarkan. Dan foto di bawah adalah momen terbaik yang aku tangkap di acara itu.



Mungkin saat Tulus akan lahir ke dunia, Tuhan ingin dunia dihibur oleh seseorang yang memiliki suara dan senyum maupun tawa yang tulus dari hati kepada penggemarnya. Dan seseorang itu, bernama Tulus. Terima kasih, Tulus. Atas suaramu yang indah, lagumu yang menggugah hati dan aksi panggungmu yang selalu ditunggu banyak orang. Sekali lagi, terima kasih atas satu momen yang kuberi nama "Sehari Bersama Sang Gajah".
Wrote by Insidemonochrome
Hai semuaaaaaa!

Setelah #BIJITrip yang cukup menguras harta, bulan depan aku bakal ke Nepal untuk menjadi volunteer di sebuah rumah yatim piatu di Kathmandu bersama IVHQ. Nah, apa itu IVHQ? Bisa kalian buka tautan https://www.volunteerhq.org/ untuk keterangan lebih lanjut. Di sana, aku bakal ngajar bahasa Inggris dan sedikit bahasa Indonesia kepada anak-anak yatim piatu, dan tentu saja aku bakal dapat pelatihan sebelum memulai kegiatan dalam bentuk.... belajar bahasa Nepal! OH YEAH \m/

Sekitar setahun yang lalu, aku pernah menjadi guest admin akun twitter @KartuPos, nah di antara sekian banyak guest admin, ada satu yang membagi pengalamannya menjadi volunteer di Nepal dan India, namanya Citra Savitri. Dari situ aku tertarik untuk mengikuti jejaknya. Awalnya setelah wisuda bulan Agustus 2014, aku berniat untuk ke Nepal tapi godaan untuk pergi ke beberapa negara di Eropa lebih besar, dan sekalian mengunjungi sahabatku yang tinggal di Berlin. 

Kenapa Nepal? Karena aku belum pernah ke sana. Sederhana khan alasannya? Dan setelah membawa tulisan Ve Handojo tentang perjalanannya di Nepal, aku punya sedikit gambaran tentang Nepal, khususnya tentang Kathmandu. Menurut booklet yang sudah dikirim, di sana aku tidak hanya mengajar tapi juga bisa melakukan kegiatan alam seperti trekking. Sayangnya, aku paling lemah sama trekking, padahal ditawarin trekking ke Annapurna dan Everest. Hiks. Akhirnya aku memilih Paragliding sebagai kegiatan di akhir pekan. Berikut gambaran harga kegiatan yang ditawarkan IVHQ:


 [ A ] Annapurna Region:
 01 Pokhara Panchase Trekking                                  05 days  3800m.  USD  350/-    
 02 Ghorepani Poonhill                                               06 days  3210m.  USD  395/-
 03 Annapurna Base Camp Trekking                          10 days  4200m.  USD  699/-  
 04   Mardi Himal                                                        10 days  4100m.  USD  625/-
 05 Pokhara Jomsom Muktinath                                  12 days 4000m.  USD  799/-
 06 Annapurna Circuit [ Thorung-La Pass ]                18 days  5416m.  USD  1099/-
 [ B ] Everest Region:
 01 Everest Glimpse                                                     05 days 4200m.  USD  780/-
 02 Everest Base Camp                                                12 days 5360m.  USD  1250/-
 03 Gokyo Valley  ( Gokyo Ri Trek )                           12 days 5360m.  USD  1399/-
 04 Everest Base Camp - Khumbu Ice Fall                  14 days  5360m.  USD  1475/-
 05 3 Pass [ Renjo La , Cho La & Khongma La pass ]   19 days 5700m.  USD  1899/-


 [ C ] Langtang Region:
 01 Langtang Valley Trekking                                        5 days   3800m.  USD  350/-
 02 Gatlang Tamang Heritage                                        10 days 4800m.  USD  650/-
 03 Ganesh Himal                                                          14 days 4500m.  USD  1050/-


[D] Jungle Safari  
2 Night / 3 Days Package :  US$ 90

[E] 1 day Rafting package
Trisuli River  : US$ 35

[F] Paragliding     : US$ 85
[G] Bungee Jump : US$ 90
Kegiatan yang menggiurkan bukan? Tapi sayang, harganya bikin nangis darah :"))

Untuk perlengkapan! Nah, ini yang agak menantang karena aku belum pernah ke sana sebelumnya. Menurut buku Lonely Planet: Nepal, bulan April - Mei sedang musim semi menuju musim panas, dan katanya sih pas musim panas, bisa panas banget, sekitar 37-40 derajat Celcius. Kurang lebih seperti Jakarta, tapi kalau di Kathmandu ngga ada pepohonan rindang, panasnya bakal 2 kali lipat ngga sih? -.-"

Karena bakal menghadapi cuaca panas yang belum bisa diperkirakan, jadi aku banyak membawa kaus berwarna putih yang notabene bisa memantulkan sinar matahari, beda dengan kaus berwana hitam yang lebih menyerap sinar matahari. Lalu celana panjang katun motif batik yang dengan mudahnya bisa kalian temukan (terutama) di pasar Bringharjo, Jogjakarta, kemudian sendal jepit dan sendal gunung, toiletries, handuk dan masih banyak lagi. Segala yang harus dipersiapkan ada di booklet, termasuk untuk apply visa on arrival. Setelah persiapan dan perlengkapan sudah siap, bakal aku share di blog ini.
Oh iya, untuk perlengkapan dokumentasi aku bawa satu body kamera DSLR, lensa 50mm, 20mm dan GoPro beserta strapnya untuk... Paragliding. WOOOO~HOOOOO \m/

Kalo ada yang punya blogpost atau saran tentang perjalanan ke Nepal, monggo lho untuk berbagi. Yang mau jadi sponsor atau nawarin aku jadi buzzer perlengkapan traveling atau gadget juga boleh #ngelunjak.

Mari nyicil packing lagi :3
Wrote by Insidemonochrome
Newer Posts Older Posts Home

Nuri Arunbiarti Moeladi

Nuri Arunbiarti Moeladi
Please don't get envious just because I travel a lot. Music concert photographer and small part of @Salihara

Popular Posts

  • Tujuh Jam Di Udara dan Sydney Tanpa Kesedihan
    Kamis, 23 Februari. Saya dapat flight tengah malam untuk kesekian kalinya, berangkat dari rumah sekitar jam setengah 8 malam karena harus...
  • Panduan Singkat Untuk Travel Writer Bagian Fotografi
    Di bandara Sydney, saya menemukan toko buku Lonely Planet dan membeli buku Lonely Planet's Guide To Travel Writing. Setelah membaca beb...
  • Bervakansi Dalam Dinding Dia.Loe.Gue
    Baru beberapa menit setelah saya hadir di Dia.Loe.Gue, saya merasakan atmosfir ceria di dalamnya karena banyak anak - anak. Mereka bermain ...

Blog Archive

  • ►  2021 (1)
    • ►  December (1)
  • ►  2020 (1)
    • ►  October (1)
  • ►  2019 (7)
    • ►  October (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (17)
    • ►  December (4)
    • ►  October (2)
    • ►  August (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2017 (10)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2016 (10)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  March (2)
  • ▼  2015 (6)
    • ►  October (1)
    • ▼  March (2)
      • Sehari Bersama Sang Gajah
      • Volunteer Trip to Nepal: Persiapan dan Perlengkapan
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2014 (12)
    • ►  December (5)
    • ►  April (3)
    • ►  March (4)
  • ►  2013 (11)
    • ►  December (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (1)
    • ►  April (2)
    • ►  March (2)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2012 (13)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  February (3)

Categories

Traveling Photos Photography Photowalk Volunteer Article Friendship Music Love Life Review Beauty Fashion

FOLLOW MY @INSTAGRAM

Copyright © 2016 Inside Monochrome Revamp by SiMunGiL Designed by SiMunGiL