Hari raya Nyepi adalah salah satu hari suci agama Hindu yang dirayakan
setiap setahun sekali yang jatuh pada hari pertama Sasih Kedasa. Hari raya Nyepi
dilakukan dalam rangka menyambut Tahun Baru Çaka. Dalam perayaan Nyepi
dilakukan Penyucian Bhuana Agung dan Bhuana Alit untuk mewujudkan
kesejahteraan, keseimbangan dan kebahagiaan lahir batin (jagadhita dan moksa),
terbinanya kehidupan yang berlandaskan satyam (kebenaran), siwam (kesucian),
dan sundaram (keharmonisan/keindahan).
Satu hari sebelum melaksanakan Tapa Brata Penyepian, dilaksanakan
parade Ogoh-ogoh dengan serangkaian upacara Tawur Kesanga sebelumnya, yang
merupakan sebuah ekspresi kreatif masyarakat Hindu di Bali, di dalam memaknai
perayaan pergantian Tahun Caka. Masyarakat menciptakan Ogoh-ogoh sebagai lambang sifat-sifat negatif yang harus dilebur agar tidak menggangu kehidupan
manusia. Ogoh-ogoh yang diciptakan kemudian dihaturkan sesaji natab caru
pabiakalan sebuah ritual yang bermakna nyomia, mengembalikan sifat-sifat Bhuta
Kala ke asalnya. Ritual tersebut dilanjutkan dengan parade Ogoh-Ogoh, seluruh
lapisan masyarakat bersama-sama mengusung Ogoh-Ogoh mengelilingi jalan-jalan desa dan mengitari catus pata sebagai simbol siklus sakral perputaran waktu
menuju ke pergantian Tahun Caka yang baru. Setelah ritual dan prosesi Ngerupuk
tersebut Ogoh-Ogoh Bhuta Kala itupun dipralina, mengembalikan keasalnya
dengan dilebur atau dibakar.
Terkait dengan upacara Tawur Kesanga dan ritual Ngerupuk tersebut,
parade Ogoh-Ogoh mengandung dua makna yaitu mengekspresikan nilai-nilai
religius dan ruang-waktu sakral berdasarkan sastra-sastra agama, dan merupakan
karya kreatif yang disalurkan melalui ekspresi keindahan dan kebersamaan. Ogoh-ogoh yang merupakan simbol Butha Kala pertama kali dibuat pada tahun 1982
(sehari sebelum Tahun Baru Çaka 1904) di Desa Yehembang, Kecamatan MendoyoKabupaten Jembrana oleh Nyoman Mahardika dibantu oleh Ketut
Wirata dan kawan-kawan.
Parade Ogoh-ogoh adalah agenda rutin atau kegiatan
rutin yang harus dilakukan menjelang perayaan hari raya Nyepi, tanpa adanya
parade Ogoh-ogoh perayaan hari raya Nyepi terasa aneh.
Mengingat peranan penting Ogoh-ogoh dalam perayaan hari raya Nyepi
dan sebagai bentuk kreativitas remaja Hindu Bali dalam melestarikan adat, seni
dan budaya, para panitia Festival Ogoh-ogoh di kawasan Mel Intaran Sanur tahun
2016 menyelenggarakan Parade Ogoh-ogoh yang bertajuk “Mel Ogoh-ogoh
Festival I” yang dikemas dengan tampilan dan konsep baru yang diharapkan
menjadi pengikat tali Persaudaraan antar Sekaa Teruna yang ada di wilayah Mel
Intaran serta meningkatkan kreatifitas generasi muda di bidang seni dan budaya
dengan diadakannya parade Ogoh-ogoh ini. Selain itu, melalui kegiatan ini,
diharapkan mampu menarik perhatian wisatawan asing dan domestik untuk turut
menyaksikan kegiatan ini, serta mampu menjadi icon tahunan unggulan di
wilayah Denpasar, khususnya Sanur.
Pernah jadi fotografer konser ada untungnya juga, karena itu menjadikan aku terbiasa dengan keramaian dan kerusuhan yang ngga bisa diperkirakan kapan dan bagaimana akan terjadi. Aku memilih untuk memotret di bawah, karena lebih dekat dengan keramaian dan ogoh-ogoh yang akan lewat. Ukuran ogoh-ogoh yang dilombakan ada berbagai macam, saat dipamerkan ke juri-juri, para pengangkat ogoh-ogoh melakukan beberapa gerakan agar ogoh-ogoh yang mereka pemarkan terlihat dari berbagai sudut serta diuji kekokohannya. Sayangnya, ngga semua ogoh-ogoh bisa bertahan dengan sempurna karena ada beberapa yang roboh saat dilombakan. Saat para pengangkat ogoh-ogoh melakukan gerakan memutar, ngga sekali aku hampir terbentur ujung bambu yang menjadi penopang ogoh-ogoh yang besar dan berat itu. Kalo kena jidat ngga apa-apa deh, paling ujung-ujungnya benjol doank. Nah kalo kena kacamata atau kamera beserta lensanya? Kayaknya aku bakal nangis 3 hari 3 malem.
Di Festival Ogoh-Ogoh ini juga ngga lepas dari aksi tolak reklamasi Teluk Benoa yang masih ramai dibicarakan. Terlihat beberapa pemuda pengangkat ogoh-ogoh menuliskan "Tolak Reklamasi" di tubuhnya.
Dan tahun ini adalah pertama kalinya buatku merayakan hari raya Nyepi di Bali bersama teman-teman di Sanur, dan juga mengalami Gerhana Matahari Sebagian. Mustahil buat melihat Gerhana Matahari Sebagian, tapi memotret Milkyway pertama kali dalam hidup di pantai Sanur? Ngga mustahil tuh :3
1 comments
Nuri, walau pertama memotret Milkyway, duh hasilnya cakeeeep...Jempol 12 untuk Nuri :)
ReplyDelete