• Home
  • About Me
    • Link Url
      • Example Menu 1
  • Stories
    • Memory
  • Travel
  • Contact Me

Inside Monochrome

A photo blog about travel, volunteer experiences and personal life by Nuri Arunbiarti

Kota tujuan terakhir kami adalah Tokyo. Dan apapun keadaannya, aku ngga siap menghadapi Tokyo. Keramaiannya, mahalnya, hedonnya, dinginnya, dan masih banyak lagi. Tapi kalo udah pergi rame-rame begini, setiap detik dibawa asik ajah meskipun hampir setiap detik menahan dingin dan nyaris bersumpah serapah karena udah ngga tahan sama dinginnya. Hiks.

Btw, foto-foto di bawah ini diambil di taman setelah kami pergi ke Museum Studio Ghibli. Kalau udah liat foto-fotonya kece kayak gini, jadi pengin ikut bepergian sama Goenrock ngga sih? *lah*



Photos by @Goenrock

Angin di Tokyo di hari-hari terakhir kami di Jepang sama sekali ngga masuk akal, sama seperti sikap (mantan) pacar yang tau-tau berubah dan diikuti rasa penasaran padahal sebelom berangkat baik-baik aja, sama-sama ngga masuk akal khan? *udah iyain aja biar cepet*.

Bisa dibilang, hampir semuanya ada di Tokyo. Mulai dari toko sepatu yang isinya sepatu-sepatu limit edition, toko kamera, sampai *ehm* toko sex toys. Aku ngga bawa uang banyak, jadinya aku cuma beli sepasang sepatu Onitsuka Tiger, itupun karena diracunin mbak Chichi. Untung sepatunya enak dipake, kalo ngga mah ngga bakal beli *YA IYA LAH*. Tebe terobsesi untuk beli sepatu DocMart, Lala terobsesi untuk ke museum seni Yayoi Kusama, hampir semua yang ada di trip ini punya tempat tujuan masing-masing. Aku? Udah tau lah yah, ngikut ajaaaa~

Di Tokyo aku sempat makan malam dan nongkrong bareng Rara, teman main jaman kuliah dan Adit, mahasiswa Indonesia yang kuliah di Jepang. Kami bertiga mengabiskan malam dengan ngebir juga, tahan-tahanin jalan kaki padahal kaki kanan memar parah karena salah pakai sepatu. Padahal waktu London selama 3 bulan, kaki baik-baik aja padahal jam jalannya lebih parah dari perjalanan ini. Hhhmm... *getok sepatu putih kesayangan*. Beruntung Adit bawa mobil jadi aku bisa mengistirahatkan kaki sesaat. Oh iya, semisal kalian butuh guide dan fotografer selama di Jepang, kalian bisa hubungi Adit yah, nama IG nya @adityadmp

 Aku, Rara @raradesu dan Adit @adityadmp

Setiba di Airbnb, aku melihat teman-teman udah tepar dikelilingi barang belanjaan mereka dan barang belanjaan mereka lucu-lucu, termasuk yang dipakai mereka berdua ini. Ada yang bisa tebak siapa yang dibalik topeng ini?


Aku sendiri? Beli ini. Kalau kata temenku, tinggal pake baju putih, lensa kontak putih juga, lalu kelayapan di pusat kota malem-malem, siap dikira setan *OKE SIP*


Suatu hari kami semua pergi berpencar, yang aku inget Tebe, Lala, Dimas, Gupta pergi bareng-bareng sampai mereka ketinggalan kereta terakhir, jadi mereka terpaksa jalan kaki dari pusat kota ke AirBnb yang lumayan jauh itu. Tebe memberi kabar di Whatsapp grup, dan kami semua berharap mereka ngga apa-apa. 

Lalu Tebe bilang, "gaes, kami ngga bisa pulang". Aku membalas, "Loh, kenapa? Kalian naik taxi aja, nanti gue ikut patungan deh biar kalian sampe dengan selamat". Tebe bales...

Tebe: "Ada Godzilla, gaes"
Aku: "AUK AMAT AH BE!"

...Tebe dan yang lainnya kembali ke AirBnb dengan selamat.

Karena aku naik maskapai yang berbeda, di hari terakhir di Jepang aku pergi duluan dari AirBnb tanpa mandi untuk menghemat waktu. Setiba aku di Jakarta, keringat langsung mendera, bete melanda karena ngga ada yang jemput, dan lusa berangkat ke Jogjakarta untuk liburan keluarga. Dan aku pun jatuh sakit dua hari setelah dari Jogja karena penyesuaian udara yang drastis, padahal di akhir pekan aku menjalani SIMAK UI untuk lanjut S2. Tanggal 2 Mei pengumumannya nih gaes, doakan lolos yaaaa!
Wrote by Insidemonochrome

RUSUH! RUSUH! RUSUH!


Cuma itu yang bisa aku katakan sebagai gambaran di trip #JapanAsik kali ini. Gimana ngga? Sepuluh orang dalam satu AirBnb dan tiga kota dalam satu negara. Bepergian rame-rame ngga akan terasa membosankan kalau ada satu atau dua orang "badut", buatku, "badut" di grup ini adalah Dwika dan Tebe. Ini pertama kalinya aku bepergian dengan mereka, jadi ngga nyangka aja kalau Tebe diam-diam menghanyutkan. Kenapa? Misalkan nih, Tebe diam-diam mengambil foto salah satu dari kami, lalu dia edit di handphonenya lalu diungga di whatsapp group, yang sering jadi targetnya sih Dwika. Uwuwuwuw, mereka mesra sekali.


Haeeee Tebeeee :3

Oh ya, di Osaka aku ngikut Tebe, Gupta, Lala, dan Dimas ke Mamofuku Ando Instant Ramen Museum, di sana kami berkesempatan untuk bikin cup noodles sendiri. Dari berkreasi dengan kemasannya, sampai varian isi dan bumbunya. Coba, dari foto di bawah, bisa tebak ngga mana yang punya siapa? Harga per cup kalau ngga salah 200 Yen, lumayan lah bisa corat-coret daripada otak butek. Kapan yah Pop Mie bikin tempat kayak begini? #eh


Selain itu, aku juga ngikut mereka (minus Gupta) ke Toei Kyoto Studio di Kyoto. Isinya? PAHLAWANKU WAKTU SD! Ada yang tau dia siapa? Errr...nganu, itu pipiku terlihat gendut karena tertekan oleh syal, bukan karena bertambah gemuk selama di sana.





Kalau bepergian rame-rame gini, aku tipe orang yang ngikut ajah. Jadi maklumi kalau aku agak lupa sama urutan tempat-tempat yang aku kunjungi. Aku bukan penggemar Hayao Miyazaki atau Studio Ghibli, tapi begitu masuk ke museumnya, yang ada di pikiranku adalah... INI ORANG MAKAN APA SIH SAMPE BISA BIKIN BEGINIAN?! Aku takjub dengan karya-karyanya yang dikemas dengan ngga biasa di museum itu, sayangnya di dalam museum tersebut ngga diperbolehkan untuk mengambil foto maupun video.

 Ngemil lucu di Ghibli Museum (photo by mbak Uci)

Karena foto bareng pake tripod terlalu mainstream (photo by Goenrock)

Sebelum lanjut nulis tentang Tokyo sebagai kota terakhir kami, aku mau cerita dikit tentang beberapa hal yang terjadi di sebelum, di saat, maupun setelah bepergian rame-rame ini. Seperti yang kalian tau, aku tipe orang yang sebenernya lebih suka bepergian sendiri, tapi menurutku sesekali bepergian rame-rame ini ngga ada salahnya. Sisi positifnya adalah... ada yang motoin, itu pasti! Lalu ada temen ngobrol dalam bahasa Indonesia. Waktu aku ambil summer school di London, hampir setiap hari aku ngobrol dalam bahasa Inggris, apalagi waktu aku sempet deket sama cowok London. Enak sih, ada yang ngajarin bahasa Inggris secara langsung, tapi kalo keliatan begonya khan malu juga. Ya ngga? #lah. Sisi negatifnya adalah, jika kalian tinggal di satu tempat seperti kami, yang keluar akomodasi terakhir harus bawa atau oper kunci ke temen yang sekiranya bakal balik duluan. Udah kayak anak kosan aja yak? Huft. Kami semua di Jepang senasib, yaitu kedinginan dan koper ngga cukup untuk menampung barang-barang yang kami beli. Aku pribadi ngga belanja banyak karena mengutamakan uang untuk makanan dan transportasi. Di sisi lain aku juga bokek mendadak karena ada pengeluaran tak terduga beberapa minggu sebelum pergi. JEPANG MAHAL BRAY! LONDON JUGA NGGA KALAH MAHAL! #MalahCurhat.

Nah, udah siap baca mengalamanku dengan yang lain di Tokyo?
Wrote by Insidemonochrome

Mencoba untuk bepergian ramai-ramai adalah sebuah keputusan yang sekiranya mengeluarkan aku dari zona nyaman, apalagi tujuannya bukan untuk kegiatan relawan seperti sebelum-sebelumnya. Awal cerita dari #JapanAsik adalah ketika aku melihat beberapa teman berinisatif untuk pergi ke Jepang dengan memanfaatkan tiket promo di sebuah travel fair, karena saat itu aku berpikir untuk sesekali bepergian ramai-ramai, aku pun menyahut cuitan mereka di Twitter. Sayangnya, saat mereka akan membeli tiket pesawat, aku sedang berada di London untuk summer school dan ngga bisa tranfer uang. Alhasil, setelah aku kembali dari London, aku membeli tiket pesawat dengan maskapai yang berbeda dan harganya yang ngga jauh beda dengan yang lainnya. Sempat gugup karena aku datang paling akhir, sebenarnya waktu kami tiba di bandara Haneda hanya beda 2 jam, tapi karena mereka mengejar waktu, akhirnya aku menyusul mereka ke Osaka seorang diri. Meskipun sempat mengalami masalah dalam komunikasi karena modem wifi portable ku ada di yang lain, akhirnya aku memanfatkan koneksi dari #XLPass. WOOO~HOOO! Lancar jayaaaa! Dan aku pun tiba di Osaka dan bertemu dengan yang lain dengan selamat dan mengkeret karena kedinginan.

Yang aku suka dari peserta trip ini adalah... Goenrock! HAHAHAHA. Dengan adanya dia, aku sering difoto dan muncul di video #JapanTrip yang dia buat. Gadget dan perlengkapan yang dia bawa ngga main-main lho! TOTALITAS TANPA BATAS LAH POKOKNYA! Aku sendiri bawa kamera tapi ngga motret banyak karena kalah dengan angin dan udara di Jepang. Uniknya, aku baru berkenalan dengan Gupta dan mbak Uci saat kami semua berkumpul di Osaka. Total 10 orang yang ada di trip #JapanAsik, kalian bisa bayangkan 10 orang ini menginap di sebuah AirBnb yang hanya memiliki satu kamar mandi dan setiap harinya kami pergi ke destinasi yang berbeda? Yah kurang lebih seperti anak kosan yang rebutan kamar mandi setiap pagi berangkat ke kampus untuk mengejar kuliah pagi.

atas ki-ka: aku @nurinuriii, Dwika @dwikaputra, Chichi @ChicMe, Gupta @GuptaGautama, Dimas @curutsalto, Lala @LalaBohang
bawah ki-ka: Tebe @tbputera dan Anggun @Goenrock


Kami menghabiskan total 10 hari di Jepang, dimulai dari kota Osaka. Meskipun angin dingin berhembus kencangm kami pantang mundur. Sedingin apapun kota Osaka di malam itu, kami tetap menggerakan badan demi wisata kuliner dan bikin konten tentunya. Tips untuk bepergian ke kota di saat musim dingin adalah, bawa jaket, parka atau mantel yang berbeda-beda karena pada akhirnya kalian akan difoto dengan memakai pakaian yang menghangatkan. Mau ganti baju kayak apapun juga, pasti kalian bakal pake pakaian hangat yang kalian pakai, ngga mau khan kalian difoto dengan pakaian yang (terlihat) sama seperti 2 foto di bawah ini?


 Menahan dingin demi foto yang kece (by @goenrock)


Pergi ke Universal Studio di Osaka adalah destinasi yang impulsif buatku, alhasil aku harus mengeluarkan uang di luar biaya yang udah disiapkan. Sempet pengin mundur, tapi pada mau ke The Wizarding World of Harry Potter, sebagai seorang Potter Head, aku ngga akan melewatkan kesempatan ini begitu saja meskipun aku udah pernah ke Warner Bros. Studio - The Making of Harry Potter di London *ehm*



Sangatlah menyenangkan bepergian dengan mereka karena sebagian besar dari mereka membawa kamera mirrorless yang mereka kalungkan kemana-mana, alhasil fotoku jadi banyak. Namanya juga fotografer, jarang difoto. Dimaklumi aja yah :3









Bubaran Universal Studio di Osaka ini beda tipis dengan bubaran bola di Jakarta. Stasiun dan kereta penuh sesak, butuh perjuangan untuk kembali ke AirBnb dengan sabar dan siap-siap untuk petualangan berikut di keesokan harinya. Tunggu kelanjutannya yah!

BONUS!

Wrote by Insidemonochrome
Newer Posts Older Posts Home

Nuri Arunbiarti Moeladi

Nuri Arunbiarti Moeladi
Please don't get envious just because I travel a lot. Music concert photographer and small part of @Salihara

Popular Posts

  • Tujuh Jam Di Udara dan Sydney Tanpa Kesedihan
    Kamis, 23 Februari. Saya dapat flight tengah malam untuk kesekian kalinya, berangkat dari rumah sekitar jam setengah 8 malam karena harus...
  • Panduan Singkat Untuk Travel Writer Bagian Fotografi
    Di bandara Sydney, saya menemukan toko buku Lonely Planet dan membeli buku Lonely Planet's Guide To Travel Writing. Setelah membaca beb...
  • Bervakansi Dalam Dinding Dia.Loe.Gue
    Baru beberapa menit setelah saya hadir di Dia.Loe.Gue, saya merasakan atmosfir ceria di dalamnya karena banyak anak - anak. Mereka bermain ...

Blog Archive

  • ►  2020 (1)
    • ►  October (1)
  • ►  2019 (7)
    • ►  October (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (17)
    • ►  December (4)
    • ►  October (2)
    • ►  August (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ▼  2017 (10)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ▼  April (3)
      • "Gaes, gue ngga bisa pulang" - #JapanAsik
      • Rusuh di #JapanAsik
      • Mencoba Untuk Tidak Bepergian Seorang Diri #JapanAsik
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2016 (11)
    • ►  November (3)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  March (2)
  • ►  2015 (6)
    • ►  October (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2014 (12)
    • ►  December (5)
    • ►  April (3)
    • ►  March (4)
  • ►  2013 (11)
    • ►  December (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (1)
    • ►  April (2)
    • ►  March (2)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2012 (13)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  February (3)

Categories

Traveling Photos Photography Photowalk Volunteer Article Friendship Music Love Life Review Beauty Fashion hair make up salon

FOLLOW MY @INSTAGRAM

Copyright © 2016 Inside Monochrome Revamp by SiMunGiL Designed by SiMunGiL