• Home
  • About Me
    • Link Url
      • Example Menu 1
  • Stories
    • Memory
  • Travel
  • Contact Me

Inside Monochrome

A photo blog about travel, volunteer experiences and personal life by Nuri Arunbiarti

Ada rasa kesal dan sedih, ketika ada sebuah kejadian besar di pulau lain yang membutuhkan relawan dalam jumlah besar tapi aku ngga bisa berangkat karena ada sebuah tanggung jawab besar yang harus diselesaikan segera. Terkadang merasa menyesal ambil kuliah lagi, tapi terkadang merasa bersyukur karena masih bisa dikasih kesempatan itu. Sebelum memutuskan untuk kuliah lagi, aku terbiasa memanfaatkan waktu dengan terlibat dalam kegiatan relawan di luar kota biar bisa sekalian menjelajahi Indonesia, hidup terlalu singkat untuk diam di satu tempat saja khan?

Kalau liat-liat isi gallery Instagram teman-temanku, banyak yang udah pernah ke Sumba, sedangkan aku hanya bisa mikir kapan waktu yang tepat untuk pergi ke sana. Oke, mustahil untuk pergi ke sana saat masa kuliah masih berlangsung karena jarang ada hari kosong dan sudah memasuki masa menyusun proposal tesis yang harus selesai di awal bulan Desember nanti. Memang susah jadi orang yang terbiasa kesana-kemari dengan tujuan menjadi relawan sebuah acara, makanya begitu Ruang Berbagi Ilmu menunjuk Sumba sebagai salah satu daerah di semester kali ini, aku ngga pakai mikir panjang. Yeap, aku bakal ke Sumba dalam rangka menjadi relawan RuBI, bukan dalam rangka liburan seperti orang-orang kebanyakan karena waktuku terbatas, apalagi mau sidang proposal tesis begini, jadi ngga bisa extend ke Sumba Timur. HHHHRRR GMZ!

Apakah aku bakal ke Sumba doank? TENTU TIDAK! (KHAN SAYA KASIH COMBATRIN!)

Karena tanggalnya berdekatan, setelah dari RuBI Sumba aku langsung terbang ke Bali untuk kembali menjadi relawan di acara Ubud Writers and Readers Festival (UWRF). Ada mbak Avianti Armand dan mas Aan Mansyur kesukaankuuuuuu! Kali ini aku kembali bukan sebagai relawan fotografer, tapi sebagai supervisor acara-acara utama. Deg-degan lho, asli! Udah lama ngga ikut kegiatan relawan ternyata bisa bikin grogi juga. 

Nah, siapa aja sih yang bakal gabung di RuBI Sumba tahun ini? 

Ini di antaranya, ada yang kalian kenal?

Kenapa sih suka banget jadi relawan padahal segala macam biaya ditanggung sendiri? Kalian bisa baca alasanku di sini. 

Karena belum ada materi yang pas di RuBI untuk menjadikan aku sebagai narasumber, lagi-lagi aku menjadi fotografer. Bosen? Bosen lho~ apalagi foto-fotonya bakal menuh-menuhin hard disk. Nah, perlengkapan dokumentasi apa aja yang bakal aku bawa? Sederhana!
  • Kamera Fujifilm XT2 + dua batterai + charger
  • Lensa Fujinon XF35mm F1.4
  • Lensa Fujinon XF18-55mm F2.8-4
  • DJI Mobile
Kali ini aku cuma bawa kamera mirrorles karena lebih ringan untuk dibawa daripada kamera Nikon D750 yang biasa aku pakai untuk kerja, dan karena di perjalanan kali ini aku bakal bawa carrier 45L+10L, bakal gendong tas depan belakang deh tuh. Ditambah lagi berangkat dengan penerbangan pagi dari Jakarta menuju Sumba lewat Denpasar. Asik bukan?


Wrote by Insidemonochrome

Bukan, ini bukan tulisan tentang keputusasaanku akan hidup, tapi berharap tulisan ini adalah tulisan terakhir yang menceritakan tentang aku dan anxiety problem. Karena semakin banyak aku cerita dan terbuka tentang itu, kepalaku bisa kembali sakit karena mengingat hal-hal yang tidak seharusnya aku ingat, termasuk reaksi orang tuaku saat mereka tahu tentang tattooku. Tapi aku akan bercerita sedikit tentang makna di balik tattooku ini.

Penggemar Harry Potter pasti tahu gambar di atas. Iya, itu The Deathly Hallows, film terakhir Harry Potter yang paling aku suka dan tanduk itu adalah bagian dari tanduk Patronusnya Harry Potter, yaitu rusa. 

Aku pengin punya tattoo sejak 2-3 tahun lalu tetapi tidak dapat izin dari kedua orang tua dengan alasan aturan agama, tapi yang namanya kepingin banget ya tetep bikin. Lalu, kenapa Patronus rusa milik Harry Potter? Sebenarnya aku bisa memakai Patronusnya siapa aja karena pada dasarnya Patronus charm digunakan untuk mengusir atau menghalau Dementor atau Death Eater, tetapi setelah dipikir-pikir, untuk desain tattoo, rusa lah yang paling pas. 

Buatku, Dementor adalah anxiety problem yang aku hadapi sejak tahun 2015 dan Patronus adalah bentuk dukungan teman-teman buatku untuk membuatku tetap kuat, dan untuk tetap hidup. Seperti di beberapa tulisan sebelumnya, aku bercerita bahwa anxiety problem hampir membuatku ingin bunuh diri karena sudah merasa tidak sanggup lagi menghadapi semuanya sendirian. Dalam hal itu, aku butuh dukungan yang nyata, bukan ceramah, apalagi nasihat sok tau, tapi dukungan sederhana seperti peluk dalam waktu singkat dan orang-orang yang bersedia mendengarkan ceritaku atau bahkan mau menyeka air mataku ketika aku kembali ingin menyerah tanpa banyak bertanya. 

Kembali membuka diri untuk orang lain itu sulit, sangat sulit. Kalau pun aku ingin mencoba, rasa takut akan penolakan dan pengabaian jauh lebih besar. Di situ aku kembali "dikalahkan", tapi masih ada kekuatan entah dari mana datangnya yang membuatku terus bertahan. Babak belur rasanya. Ada masanya di mana aku ingin tidur dan tidak bangun lagi. Masalah yang aku hadapi bukan masalah sepele seperti kehidupan percintaan anak remaja yang mana aku bisa menangis beberapa hari, kemudian aku lupa kenapa aku menangis. Tidak, yang aku hadapi jauh lebih berat dari itu, dan beragam. 

Aku mencoba keras untuk memulihkan diri dari babak belur yang disebabkan oleh banyak hal, termasuk rasa patah hati ketika orang yang bisa membuatku kembali ingin berkomitmen ternyata tidak sejalan. Buku pemberian dari dia hanya terpajang di rak buku, dan ajaibnya kami kembali berteman baik seperti sebelum konflik itu terjadi meskipun ada masanya di mana aku kembali teringat rasa patah hati yang amat sangat, dan aku bertekad suatu hari nanti aku harus lepas dari orang itu, bagaimanapun caranya seperti apa yang teman baikku bilang:

Adalah sebuah pertaruhan ketika aku memutuskan untuk memulai cerita dengan orang baru yang pasti lebih baik dan orang itu memiliki semua yang aku butuhkan tapi sayang, masa lalu tidak rela ditinggal begitu saja meskipun aku (bisa) tega. Yang bisa aku lakukan sekarang hanyalah menyelesaikan apa yang sudah aku mulai, melakukan apa yang aku suka tanpa memedulikan omongan orang lain, lalu pergi secepatnya dari sini.

Wrote by Insidemonochrome
Newer Posts Older Posts Home

Nuri Arunbiarti Moeladi

Nuri Arunbiarti Moeladi
Please don't get envious just because I travel a lot. Music concert photographer and small part of @Salihara

Popular Posts

  • Tujuh Jam Di Udara dan Sydney Tanpa Kesedihan
    Kamis, 23 Februari. Saya dapat flight tengah malam untuk kesekian kalinya, berangkat dari rumah sekitar jam setengah 8 malam karena harus...
  • Panduan Singkat Untuk Travel Writer Bagian Fotografi
    Di bandara Sydney, saya menemukan toko buku Lonely Planet dan membeli buku Lonely Planet's Guide To Travel Writing. Setelah membaca beb...
  • Bervakansi Dalam Dinding Dia.Loe.Gue
    Baru beberapa menit setelah saya hadir di Dia.Loe.Gue, saya merasakan atmosfir ceria di dalamnya karena banyak anak - anak. Mereka bermain ...

Blog Archive

  • ►  2021 (1)
    • ►  December (1)
  • ►  2020 (1)
    • ►  October (1)
  • ►  2019 (7)
    • ►  October (2)
    • ►  July (1)
    • ►  April (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ▼  2018 (17)
    • ►  December (4)
    • ▼  October (2)
      • Kembali Menjadi Relawan, Tetapi Bukan ke Lombok da...
      • Expecto Patronum: Semoga Ini yang Terakhir
    • ►  August (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  April (1)
    • ►  March (3)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2017 (10)
    • ►  July (3)
    • ►  June (2)
    • ►  April (3)
    • ►  March (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2016 (10)
    • ►  November (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  March (2)
  • ►  2015 (6)
    • ►  October (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2014 (12)
    • ►  December (5)
    • ►  April (3)
    • ►  March (4)
  • ►  2013 (11)
    • ►  December (1)
    • ►  October (2)
    • ►  September (1)
    • ►  April (2)
    • ►  March (2)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2012 (13)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  February (3)

Categories

Traveling Photos Photography Photowalk Volunteer Article Friendship Music Love Life Review Beauty Fashion

FOLLOW MY @INSTAGRAM

Copyright © 2016 Inside Monochrome Revamp by SiMunGiL Designed by SiMunGiL